Jakarta

Monday, October 14, 2013

JEJAKKU TERTINGGAL DI BATIK

"Yunce, ke Thamcit yuk, cari batik" ajak seorang teman wanita ku via chat di ponselku. "Yah gw lagi puasa say, malay ah...sorry ya..weekend aja deh" tulisku di chatroom kami.

Bicara soal Thamcit (Thamrin City), aku jadi teringat 2 tahun lalu, saat statusku di foursquare yang terlink dengan statusku pada media chat di ponselku. Saat itu aku sedang berada di Thamcit. "Waah lagi di Thamcit yah? Titip beliin batik dong neng" tiba-tiba ada pesan masuk dari seorang teman pria. Si pengirim pesan adalah teman sekolah ku yang baru bertemu kembali ketika reuni di acara buka puasa bersama. "Aah gw kan gak tau selera lo seperti apa, nanti gak cocok lagi pilihan gw" jawabku menolak permintaannya. "Gak papa, aku mau tau pilihan kamu untuk aku seperti apa, batik tangan pendek yah, body fit, ukuran L" bukannya menurut, dia malah menambah detail permintaannya. "Gak mau ah, takut salah, nanti gw temenin lo aja ya ke sini, kita cari sama-sama" aku kembali menolak tapi dengan solusi yang lain. "Gak, pokoknya beliin, mau tau aja selera kamu seperti apa, kalo cocok nanti selamanya kamu yang pilihin baju buat aku" dia tetap bersikeras. "Waduh, apa nih maksudnya" tanya ku dalam hati. "Oke deh, gw fotoin ya nanti, tinggal lo pilih aja" akhirnya kami sepakat dengan jalan keluar yang kami pilih. Mulailah aku berburu batik pria. Sempat meminjam ponsel teman utk mengirimkan gambar pilihanku pada teman pria ku, karena ponselku low batt (thank you Phita)

Hufft akhirnya selesai proses pemilihan batik, dengan 2x pengiriman gambar, 2 baju batik pilihanku di setujui olehnya. "Oke, yang 2 itu aja, nanti aku ambil yah ke rumah"dia memberikan tanda persetujuan. "Heh? Ke rumah? Bukannya ambil ke kantor aja yah? Ah nanti aja deh bahasnya" ku urungkan niatku utk menulis pesan itu. "Iya, gampang, nanti kita bicarain lagi, sudah dulu ya, mau makan nih, sudah laper" tulisku mengakhiri pembicaraan.

Esoknya dia beneran mau ambil baju batik pesanannya ke rumah, karena nonton bola dia baru datang pukul 10 malam. Tapi kemudian dia minta ditemani untuk makan bubur ayam kesukaannya di daerah kalimalang "kalo gak keberatan, sdh malam juga sih". Akhirnya aku mengiyakan permintaannya "oke, gak papa deket rumah, 1 jam aja kali ya, jam 11 tolong antar gw pulang" sambil meletakkan jari di kening kanan seperti orang yang sedang hormat dia menjawab "siap komandan"

Hari-hari selanjutnya kami intens berkomunikasi, saling bertukar info tentang selera musik yang berbeda (pilihan lagunya kalo karaoke bareng selalu ngerock) serta berbincang tentang masa-masa sekolah dulu. Dulu kami memang tidak terlalu akrab, hanya saling tau tanpa bertegur sapa. 

Tapi komunikasi kami tidak berlangsung lama, aku sudah mulai hapal kebiasaannya. Kadang janjinya suka meleset dan tidak ditepati. Aku kecewa, bener-bener kecewa, ucapannya tidak lagi bisa di pegang.

Ramadhan tahun ini kembali aku di daulat menjadi panitia acara buka puasa teman-teman sekolah, baik SMP maupun SMA. Karena waktunya hanya selang 1 minggu, aku pun membuat semua menjadi leebih simple, jadi tempat nya aku buat sama jadi sekalian reserve nya hahaha...dasar gak mau ribet...
​​​.
Dan ternyata pria batik itu datang walau terlambat. Karena kami sudah selesai dan mau pulang. Aku pun tidak sempat ngobrol banyak dengan dia, karena tempat duduk kami berjauhan. Baru pada saat hendak pulang dan berpamitan kepada semua (yg lain lanjut karaoke), kami bertegur sapa. "Makin subur aja, susunya cocok yah hihihi" sapaku padanya. "Yuk ah duluan" aku pamit kepadanya dan teman pria ku yg lain. "Haduuuhh si Neng makin cantik aja yah?" Tanya nya kepada teman pria ku. "Aaahh nyesel deh gw" lanjutnya sambil menghadap tembok dan memukul-mukul tembok. "Heh jangan lebay deh loh" ucapku sambil meninju lengannya. Sambil meringis dan memegang lengannya dia pun berkata "aah habis waktu itu diem-diem aja sih, gak serius" aku yang sudah membalikkan badan, kembali berbalik badan menghadapnya sambil melotot dan berkata "iih gak kebalik yah? Sudah ah duluan ya, see you...babay" sambil melambaikan tangan aku berbalik menuju pintu keluar.
"Batiknya masih sering gw pake loh" dari belakang dia berbisik. "Baguslah, harus lo pake trus, nanti kan lo jadi inget gw terus hahaha..​​​​ " jawabku sambil tertawa dan ngeloyor keluar restoran.

Dalam perjalanan pulang, aku jadi mengingat-ingat, sebenernya siapa yang saat itu gak serius yah, apa memang gw yang gak serius...aah sudah lah..gak guna di inget-inget, yang penting aku meninggalkan jejak, 2 baju batik dari Thamcit hihihi.


Jakarta, 14 okt'13, nulis sambil takbiran

No comments:

Post a Comment