Jakarta

Saturday, January 3, 2015

PERJUANGAN MENITI JALAN REZEKY

Tidak terasa sudah lebih dari 14 tahun aku jadi anak agency, sebutan untuk orang yang bekerja di perusahaan advertising agency atau biro iklan.

Sesaat setelah lulus kuliah, aku diajak oleh teman SMA untuk bergabung di sebuah agency iklan tempat dia bekerja. Awalnya dalam hati bertanya-tanya "aduh kerjanya ngapain ya nanti?" lalu "bisa gak ya gw?" Dan banyak lagi pertanyaan yang ada di kepala. Antara mau kerja tapi takut masuk dunia kerja hehehe...

Tapi keinginan ingin punya uang sendiri untuk beli kebutuhan pribadi serta ingin kasih uang hasil jerih payah mereka dlm menyekolahkan aku lebih kuat dari rasa takut aku. Maka pada tanggal 25 Juni 2000 aku resmi bekerja di sebuah perusahaan iklan, resmi jadi anak agency. Untuk pertama kalinya aku bekerja di sebuah perusaan, yes...perusahaan alias kantor beneran. Karena sebelum aku diwisuda aku pernah bekerja, tapi memang bkn di perusahaan, seperti perusahaan tempat aku bekerja sekarang. 

Flasback ke masa-masa perjuanganku sebelum bekerja di perusahaan iklan, saking ingin banget kerja, aku mau aja ditawarin kerja pada seorang wanita pengusaha sukses di Jakarta, seorang anggota IWAPI, Ikatan wanita pPngusaha Indonesia. Beliau juga bos dari sepupu ku di salah satu perusahaannya di Bandung. Tapi ternyata aku bekerja di rumahnya bkn di kantornya. Aku bertugas mengurusi seluruh urusan perusahaannya dan juga urusan rumah tangganya. Aku harus tinggal di rumahnya, seminggu sekali, aku baru boleh pulang. Dari urusan rambut yang diatùr, tdk boleh dikuncir, jadi rambutku harus dipotong pendek. Karena aku tinggal di rumahnya, maka walaupun jam kerja sampai jam 6, sebelum jam 9 aku tidak boleh masuk kamar, takutnya ibu bos butuh sesuatu, dalam hati aku bertanya-tanya "heh, apa-apaan ini?"
Hari berikutnya aku diminta ikut ke bank, lalu ke bank kartu kredit dan terakhir ke sebuah mall. "Nah ini kesempatan aku utk cari telepon umum, asiikk" teriakan dalam hati seperti ingin keluar. 
Setelah tugas selesai, aku izin utk telepon rumah, "kangen mama" alasanku. Padahal aku minta dijemput, dengan alasan aku dapat panggilan kerja di Bank hehehe padahal amat sangat tidak betah.

Tidak lama setelah itu, aku ditawari kerja oleh tetanggaku di sebuah bengkel kakak iparnya sebagai staff administrasi. Nah di situlah aku mendapatkan hasil jerih payah yang biasa disebut gaji. Yes, gaji pertama. Memang sih, gajinya tdk besar, tergolong kecil malahan untuk ukuran lulusan sarjana S1 pada tahun 2000. Gaji pertamaku itu aku serahkan semua kepada mama, seperti janjiku dalam hati ketika aku baru lulus kuliah. Aku dan mama menangis bersama ketika itu, "sedih dan terharu" beliau bilang saat itu. Tapi aku hanya bertahan 3 bulan, karena aku melihat gelagat yang tidak baik pada perusahaan itu, setelah gajiku belum dibayar selama 2 bulan, sampai aku resign pun gajiku belum dibayar, tapi akhirnya aku ikhlaskan saja, karena aku percaya pasti akan diganti oleh Allah SWT.

Tidak lama kemudian, temanku yang bekerja sebagai anggota salah satu angķatan Republik Indonesia, yang menawarkan lowongan pekerjaan sebagai staff keuangan di perusahaan rental mobil. Ketika aku menjalani tes akutansi, aku diminta mengerjakan soal ttg pembukuan dan laporan keuangan di sebuah ruangan. Aku kaget melihat beberapa post pengeluaran yang agak aneh, setoran untuk polsek A, polsek B, setoran dari agen A, B dan seterusnya. Dalam hati aku bertanya "ini perusahaan apa sih sebenarnya?" Masa rental mobil pengeluarannya utk polsek semua?" Walau banyak pertanyaan di kepalaku, aku tetap menyelesaikan soal-soal dalam tes itu. Setelah selesai, sambil menunggu pengawasnya, aku menyapukan pandanganku ke semua sudut ruangan, dan shock melihat tulisan besar di papan tulisan "Nomor hari ini xxxx" dalam hati aku langsung mantap berkata "wah itu tidak salah lagi, ini nomor porkas, togel atau sejenis judi. Ini pasti bandarnya, hiiyy" bergegas aku keluar mencari peñgawasnya dan bergegas pulang. Aku menolak di antar oleh temanku. Walaupun temanku bilang manajemen nya beda, tetap aja pemiliknya sama, dan bisa jadi gaji nya berasal dari uang haram itu, Naudzubillahiminzalik. Ketika tiba di rumah, aku ceritakan semua pengalaman di  bandar togel itu, dalam hati merasa geli, lucu sendiri sekaligus miris dan sedih, ternyata perjuangan mencari rezeky seperti ini ya.

Cobaan masih harus aku hadapi, aku jatuh sakit selama 2 minggu. Mengharuskan aku istirahat berjuang. Dan barulah ketika sembuh dari sakit, jalan rezeky ku mulai terbuka, melalui perusahaan iklan di daerah Jaktim. Aku belajar dari awal sbg seorang staff administrasi di divisi media. 8 tahun aku bekerja di sana, dan keluar dari sana dengan posisi sebagai seorang supervisor.

Setelah dari agency di daerah Jaktim, aku bekerja pada sebuah in house agency  di daerah Mega Kuningan selama 3,5 tahun, dan hampir 2 tahun di agency di bilangan Tebet. Sampai akhirnya kembali dipanggil untuk bekerja kembali di Agency pertama di daerah Jaktim. Dan tidak terasa sdh hampir 1 tahun.

Alhamdulillah,  perjuangan dari awal bekerja, dengan segala proses nya, jatuh bangun melewatinya telah membuahkan hasil, walaupun sebenarnya perjuangan mencari rezeky tidak akan pernah habisnya sebagai salah satu perjuangan dalam hidup.

Nah, itulah sedikit sharing dalam proses mencari rezeky. Buat temen-temen yang masih berjuang mencari rezeky, ingatlah semua itu pasti akan berlalu, semua pasti ada ujungnya, tetap sabar, berdoa, berjuang dan jangan putus asa. Tetaplah menjaga hubungan baik dengan rekan-rekan  atau manajemen di tempat kita bekerja, karena kita tidak pernah tau masa depan kita, siapa tau kita akan kembali bekerja di sana. Terakhir, ini hanya sekedar sharing pengalaman hidup, bukan bermaksud menggurui, Semoga dapat mengambil hikmah yang positif. Dan membuang yang negatif.