Jakarta

Thursday, February 26, 2015

SELAMAT JALAN BAPAK KU SAYANG


16 Januari 2015

Adalah hari yang berat dalam hidupku. Jum'at, pukul 23.17 di Rumah Sakit Harum Jakarta Timur, sesosok laki-laki hebat yang kami panggil Bapak, berpulang menghadap Sang Pencipta Allah SWT. Bapak ku   tersayang pergi untuk selama-lamanya. Tulisan ini aku dedikasikan untuk Bapakku Tersayang, Almarhum Ruswa Sugandi Bin Tirtapradja. 


Tepat hari ini, 26 Februari 2015, 40 hari sudah Bapak pergi meninggalkan kami. Sekarang benar-benar aku harus ikhlas melepas Bapak, karena orang bilang setelah 40 hari, orang yang sudah meninggal, akan benar-benar pergi dari rumahnya, setelah selama 40 hari arwah nya masih ada di rumah. Dan hari ini aku kangen sekali pada Bapak, hingga menangis lagi saat pengajian tadi.
Aku tau, memang tidak boleh diratapi terus, aku harus ikhlas, tapi bagaimanapun rasanya sulit. Rasanya tidak percaya, ketika hari itu aku menandatangani surat kematiannya pun, aku masih tidak percaya. Ya Allah, Minggu sebelumnya, aku menandatangani surat administrasi untuk kepulangan Bapak ke rumah dalam keadaan sehat, tapi malam itu kenapa aku jadi tandatangan kepulangan Bapak ke rumah dalam keadaan sudah jadi jenazah? Ya Allah... ini beneran ya Bapak sudah pergi? Ini beneran ya Engkau telah memanggil Bapak ku? Jadi jasad yg ditutupi kain kafan di ruang perawatan Bapak tadi, itu beneran Bapak? Jadi Bapak memang sudah benar-benar pergi meninggalkan aku, mama dan adik-adik.

Hampir 2 bulan, Bapak memang tidak ke luar rumah, berawal dari operasi katarak untuk mata kiri nya, lalu ada infeksi di paru, yang obat nya kontradiktif dengan lambung dan asam uratnya.
yap..asam urat adalah penyakit yang membuat Bapak terlihat payah dan tidak bisa berjalan, penyakit yang dirasakan beliau terakhir kali sebelum beliau pergi untuk selamanya. Tidak ada firasat apapun saat Bapak akan pergi, karena penyakitnya memang tidak dinilai parah oleh dokter. Bapak memang menderita penyakit Jantung Aritmia dan Asma selama 8 tahun, tapi saat akan pergi, penyakit-penyakit yang aku khawatirkan itu sama sekali tidak dirasakan oleh Bapak. Bahkan minggu sebelumnya Bapak diperbolehkan pulang oleh dokter, karena kesehatannya sudah membaik. Itu yang sebenarnya membuat kami tidak percaya, tapi positifnya, Bapak tidak merasakan sakit yang amat parah sebelum beliau pergi, Bapak hanya bilang "sudah tidak kuat dan cape minum obat" lalu kami pun menyemangati beliau kembali, hingga akhirnya Bapak kembali semnagat minum obat.

Beliau pergi setelah selesai sholat Isya dan membaca Ratib dalam panduan adik laki-laki ku, dgn memembisikkan di telinga beliau, tangannya pun sudah beliau lipat sendiri di atas dadanya, seakan sudah tau waktunya akan pergi. Rasanya tidak percaya jika Bapak sudah pergi, karena aku baru saja selesai mengusap-usap punggungnya sambil membisikkan lafaz "ALLAH" di telinganya, dan Bapak mengikuti terus, bibirnya tak lepas mengucapkan lafaz "ALLAH" . Sepanjang hari itu aku suapi beliau, makan nya banyak, tapi memang saat usai makan malam, obat terakhir tidak dapat beliau telan, padahal obatnya sangat kecil. Di situlah perasaan ku sudah tidak enak. Badan Bapak bergetar terus seperti gemetaran, beliau seakan makin gelisah, tiduran sejenak, lalu bangun kembali sambil menatap kami keluarganya, begitu terus berulang-ulang, gak tega aku melihatnya.Memang sih 2 hari ini Bapak begitu terus, makannya juga tidak banyak, dan sempat pingsan sebelum masuk rumah sakit untuk kedua kalinya, tapi malam itu aku tidak tega melihatnya.

Akhirnya, tepat pukul 23.17, Bapak akhirnya pergi untuk selama-lamanya. Proses kepergiannya, Subhanallah....sangat Indah, sangat cepat dan Mudah. Aku perkirakan tidak lebih dari 2 Menit, tangan beliau yang sudah terlipat rapi di dadanya hanya terangkat bersamaan dengan gigi nya yang merapat, mungkin ruh nya sedang di tarik oleh Malaikat Izrail. Seperti sedang merasakan sakitnya saat Ruh di ambil dari Raga. Tangannya pun mengepal keras, dan hanya 1 kejutan di kaki serta 1 tarikan nafas, lalu Bapak pergi untuk selama-lamanya, Sangat tenang dan Damai, seperti sedang tertidur pulas, dan bibirnya pun menyungging senyuman. Ya Allah Ya Robb, Bapak terlihat sangat senang karena akhirnya bisa tertidur pulas setelah 2 hari tidak dapat tidur, Bapak terlihat sangat senang karena semua penyakit yang dirasakannya kini sudah tidak dirasakan lagi olehnya. Kini Bapak sudah tidak perlu minum obat lagi yang banyaknya minta ampun.

Seminggu sebelum meninggal, Saat baru pulang dari Rumah Sakit setelah 5 hari di rawat, Bapak terlihat senang ketika kembali ke rumah. Wajahnya Sumringah. Tapi saat pukul 8 malam, Bapak minta dibacakan Yasin, dan minta Adiknya yaitu Mang Nana untuk datang. Saat aku bilang, mobil mamang sdg masuk bengkel, dan baru bisa datang besok, Bapak keukeuh minta adiknya untuk datang sekarang. Dan ketika semua sudah kumpul, Bapak mulai bicara nya aneh, dari mulai minta maaf pada seluruh keluarga, Bapak juga menitipkan anak dan istrinya pada Adiknya, beliau juga pesan kepada anak-anaknya untuk tetap rukun. Bicara nya makin aneh, ketika beliau bilang Uwa Haji, , Mang Uri, Mang Yayat, Abah dan Nini datang. Ya Alloh.. semua yang disebut adalah keluarga yang sudah meninggal semua. Tapi aku tetap berfikir positif, itu efek dari obat, walau dalam hati, aku agak down mendengar Bapak bicara seperti itu. Aku tetap menahan tangis di hadapan Bapak, sambil menguatkan hati Mama. Hari berikutnya Bapak terlihat begitu sehat, makan nya pun Banyak, dan sudah bisa berjalan sedikit lebih baik, bisa nonton TV sambil duduk. Alhamdulillah... hati ku agak tenang, bisa meninggalkan beliau untuk bekerja. Tapi mama selalu cerita, semua yang nengok selalu dimintai maaf oleh Bapak. Aah..hati ku ciut lagi. Apalagi saat Kamis malam, Bapak sudah seperti hilang kesadarannya, karena yang biasanya Bapak selalu ingin ke toliet bila ingin buang air kecil ataupun besar, tdk mau pake pispot walaupun susah payah karena kaki nya sakit. Malam itu, Bapak tidak sadar jika sudah buang air kecil di tempat tidur. Dan Puncaknya pada hari Jum'at setelah Sholat Subuh, Bapak pingsan dipangkuan ku ketika aku dan adikku akan memindahkan beliau ke ruang tengah, karena akan membersihkan kamarnya. Saat itu juga Bapak kami bawa ke Rumah Sakit lagi. Ternyata...Malam nya Bapak Pergi meninggalkan aku dan keluarga ku. Inalillahi Wainailaihi Rojiun....

Untuk Bapak ku Tersayang....
Terima kasih untuk semua pembelajaran dan panutan yang telak kau beri. Terima kasih telah memberikan kesabaran serta kasih sayangmu untuk membesarkan dan mendidik anak-anakmu. Tak kan sanggup kami membalas setiap tetes keringat yang kau keluarkan saat kau bekerja keras dalam memberi nafkah untuk keluargamu. Tak kan sanggup kami membalas semua kasih sayangmu. Terima kasih telah menjadi Bapak yang Baik dan Hebat untukku. Maafkan aku yang belum bisa membahagiakan mu semasa hidupmu. Maaf kan kesalahan ku yang pasti pernah membuat mu kesal dan marah. Maafkan aku yang mungkin tidak punya banyak waktu untuk menemani mu setiap saat.

Tapi Alhamdulillah, 2 bulan sebelum pergi, aku yang selalu menemani Bapak untuk cek up matanya, sampai operasi matanya yg terkena katarak.
Aku selalu menuruti keinginan Bapak, bahkan ketika aku mendapat tugas ke Jawa Timur tgl 16 Januari, Bapak melarang aku pergi, katanya "jgn ke luar kota dulu dong Teh, temenin Bapak aja, kan Bapak lagi sakit" dan ternyata, tgl 16 Januari Bapak pergi untuk selamanya, beliau ingin aku di sampingnya ketika pergi. Untung saja aku nurut, coba kalo aku berangkat juga, aku pasti sangat menyesal tidak nendampingi beliau saat akan pergi. 
Mama juga diberi kesempatan selalu mendampingi Bapak untuk cek up Jantungnya. Sedangkan adikku di beri kesempatan dalam mendampingi Bapak cek up penyakitnya yg diderita Bapak sebelum meninggal. Terima kasih Ya Robb, karena kami semua diberi kesempatan untuk lebih dekat dengan Bapak di hari-hari terakhirnya.
Ampunillah segala dosa dan kesalahan Bapak, terimalah amal ibadah beliau, terimalah iman islam beliau, lapangkan dan terangkanlah kuburnya, masukkan lah Bapak ku ke dalam surga terindahmu. Ampuni kami yang belum bisa membahagiakan beliau semasa hidupnya.

Terakhir, kami sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga besar, saudara, teman, sahabat, kerabat dan tetangga atas takziyah, doa serta bantuan moril dan materil. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkahNya, dan apa yg telah kalian semua berikan, dicatat sebagai amal sholeh oleh Allah SWT, aamiin...

 
Kami yang berduka : Mama, Teteh, Aa dan Iis