Jakarta

Sunday, November 30, 2014

MUNGKIN DIA SEDANG KHILAF

Selama ini aku sudah terbiasa mendengar komentar-komentar orang lain tentang status aku yang masih single sampe sekarang. Aku mencoba besar hati dalam menghadapi komentar orang-orang yang memang tidak tau perjuanganku dengan jatuh bangun meraih impian itu. Dan Alhamdulillah aku sudah biasa menanggapinya tanpa rasa sakit hati, kecewa, kesal, marah ataupun sedih.

Tapi semua rasa itu muncul ketika sore tadi aku chat dgn seorang teman lama yg cukup dekat saat kami masih bekerja di kantor yang sama.

Berawal dengan aku yang  mengomentari profile picture nya sedang berada ditengah-tengah deretan hantaran orang yg sedang lamaran. Aku pun mengucapkan selamat kepadanya.

Tapi diluar dugaan, dia berkomentar seperti orang-orang yg aku ditulis di atas, komentar-komentar seperti orang-orang yang tidak mengenalku. Dia seakan lupa, ketika kami sama-sama berjuang untuk meraih mimpi kami masing-masing. Dia seakan lupa, saat kami saling menguatkan ketika kami sedang down menghadapi cibiran ataupun komentar-komentar dari orang-orang yg tidak mengerti betapa kami tidak mau berada dalam keadaan ini.

Sungguh, aku kecewa padanya, kalo bukan dia yang nemberikan komentar itu, mungkin aku tidak tidak akan sedih.
Aku tidak mengerti, kenapa dia bisa melakukan itu, disaat dia sudah akan mengakhiri perjuangannya. Disaat mimpi nya sudah terwujud, disaat dia sudah akan merdeka dari komentar dan pertanyaan yg menyayat hati. Kenapa dia tidak ingat, saat dia juga pernah berada dalam posisi orang yg dia tanya dan dikomentari.

Tapi lepas dari itu, aku senang mendengarnya. Akhirnya dia berhasil meraih mimpinya, karena aku anggap dia tidak sadar atas ucapannya itu, karena memang ternyata dia tidak sadar kalau ucapannya itu sdh menyakiti hati temannya, walaupun sudah aku tunjukkan ketidaksukaan ku lewat kata-kata.
Karena kebahagiaannya itu juga telah menyadarkan aku, karena penantian itu pasti akan ada ujungnya. Ada waktunya nanti aku akan bisa meraih mimpi-mimpi kù juga.

Tapi, aku berdoa dan berjanji, In Syaa Allah aku akan selalu ingat perjuanganku, selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki dgn cara menjaga lisan, prilaku dan memelihara rasa empati kepada mereka yang masih dalam proses berjuang meraih mimpi dengan tetap menguatkan meteka dan tidak menyakiti hati mereka dengan pertanyaan dan komentar-komentar yg mereka tdk ingin dengar. Terlebih pada orang-orang yg dekat denganku, karena aku pernah berada dalam posisi mereka, aamiin...







No comments:

Post a Comment