Jakarta

Tuesday, December 3, 2013

SUAMIMU ADALAH BOS KU - Section 2

Senin pagi...malas rasanya kakiku melangkah menuju kantor. Alam semesta sepertinya mendukung rasa malasku, langit mendung dan hampir gelap di atas sana...memberi background yang tepat untuk ku memulai hari dan minggu ini...pasca pertemuanku yang pertama, sejak terakhir kali bertemu 4 tahun yang lalu dengan Icha...
"Ada apa Mas? Kok tidak seperti biasanya? Sakit? Kalo sakit, ya tidak perlu dipaksakan ke kantor...izin saja" tanya istriku. Sepertinya dia melihat gelagat yang tidak biasa  pada diriku. "ah tidak ada apa-apa kok De', mungkin lelah saja..." jawabku sekenanya, sungguh aku tidak dapat konsentrasi pada hidupku hari ini...jiwaku belum menyatu dengan raga sejak aku membaca undangan pernikahan bosku kala itu.
Perjalanan menuju kantor yang biasanya kutempuh hanya dalam waktu 30menit menjadi molor hingga 45menit, dari biasanya aku termasuk yang datang paling pagi - bukan karena kondisiku yang masih manajer baru, tapi aku memang paling anti untuk masuk kantor telat atau bahkan mepet batas waktu absen datang -...hari ini aku datang hampir telat.

Sepanjang perjalanan, aku terus saja dihantui perasaan bersalah akan masa laluku...bayang-bayang wajah Icha, Ayahnya, Mamanya, seakan terus tampil di  retina mataku...aku hanya bisa mengusirnya sejauh 5 cm saja dari bola mataku...sungguh mengganggu ku saat mengendarai mobil tua peninggalan ayah...
Aktivitas di kantor menjadi tidak semenarik hari-hari sebelumnya...aku seperti tidak mempunyai gairah. Membosankan...waktu berjalan lambat...
Rupanya ada beberapa teman yang memperhatikan perubahan pada diriku... "Mas Adit, kenapa yaaaaa??? Kok tidak seperti biasanya? Kemana Mas Adit yang 'asyiiik' dan supel ituu?" tanya Tita dengan gaya 'khas'-nya. Aku hanya membalas pertanyaan Tita dengan senyum tersungging saja...
"Hai Dit, what happened atuh? Kok seperti habis ketiban patung liberty...dari pagi sampe sekarang kelihatan murung dan seperti ngga punya jiwa...mata lu kosong Dit. Ada apa?" Wisnu mendatangi mejaku ku saat aku sedang (mencoba) menikmati bekal makan siangku, olahan istriku subuh tadi.
"ah tidak ada-apa kok Wis. Masa sih ada yang beda?" responku atas pertanyaan Wisnu.

******

"Maaf Kak, saya sungguh tidak bohong. Sulit sekali mencari barang itu...Saya sudah mencoba mencari kemana-mana namun tidak dapat menemukannya. Saya siap menerima hukuman" ucap seorang mahasiswi  baru kepadaku..enak sekali suaranya...terasa seperti sebuah dendang lagu yang keluar dari mulut 'Enya'.
"Siapa namamu?" tanyaku kepada mahasiswi baru itu...
"Polytron, Kak" jawabnya. ..duh merdu sekali suaranyaaaaaaa...teriakku dalam hati.
"bukan nama Ospek-mu,  nama asli mu siapa?" tanyaku lagi dengan intonasi yang sengaja kubuat lebih tegas dan (sok) berwibawa...hahahahaha... - di kampus kami memang mempunyai budaya ospek yang unik, setiap mahasiswa-mahasiswi diwajibkan memilih nama panggilan selama masa 'orientasi pengenalan kampus' (ospek) dengan nama merk-merk dagang yang beredar di Indonesia.
"nama lengkap saya...Raden Roro Siti Aisha Tirtapraja, biasa dipanggil Icha oleh keluarga dan teman-teman saya, Kak" jawab si Mahasiswi pemilik suara 'Enya' tersebut, sambil mendongakkan kepalanya, yang selalu ditundukkan sepanjang 'obrolan' senior dan junior berlangsung.
'...waaah maniiis...matanya bagus, unik...' kegiranganku dalam silent mode...
"terima kasih atas info namanya, nama saya Adit, panjangnya Adit Perdana Sasmito. Panggil saja Adit" responku dengan cepat sebelum si makhluk manis bermata unik dan indah ini menundukkan kembali kepalanya, dan sebelum rekan-rekanku sesama senior mendengar perbincangan kami.
Icha tersenyum...

******

"Woy Dit, helllooooo..." tegur Wisnu kepadaku, agak keras...mengagetkanku, menyadarkanku dari lamunan beberapa detik ke waktu dimana aku dan Icha pertama kali bertemu.
"maaf...maaf...maaf kawan" aku berdiri, membereskan box plastik makan siangku yang berwarna hijau dan berjalan menuju dapur untuk mencuci peralatan makanku...
Siang hingga sore aku mencoba untuk berkonsentrasi pada beban kerja yang menjadi tanggung jawabku. Berusaha keras untuk tidak terjebak dengan melankolis masa lalu...namuuun...berat sekali...masa lalu itu berkelebatan di depan mata ku...bergantian 'mengganggu'-ku...

Posted on Tuesday, November 26, 2013 on dwiks.com

No comments:

Post a Comment