Jakarta

Thursday, October 10, 2013

HOPE

Beberapa hari lalu, ada seorang teman yang merupakan pembaca setia tulisan-tulisanku (Ups), tiba-tiba mengirim pesan via chat room di ponselku, dan bertanya "Kenapa dibiarin berlarut-larut, kalo sudah tau beda?". "ooh pasti dia sudah baca tulisanku yang terakhir nih" ucapku dalam hati. "kok bisa kejadian begitu sih yun?" tanya dia lagi. Hahaha...aku hanya menjawab sekenanya sambil tertawa "Yah namanya juga cinta, cinta buta hahaha. Kita gak bisa tau, siapa orang yang dipilih hati kita, untuk berlabuh. Kalo bisa milih gue juga gak mau ngalamin yang complicated gitu, maunya yang lurus-lurus aja deh". 

Kadang manusia juga harus melalui tahap bandel kali ya, mempunyai kesalahan, dengan harapan jadi pelajaran untuk masa-masa yang akan datang, agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

Tapi diluar jawaban aku yang asal-asalan tadi, saat itu, aku melihat ada harapan, aku memiliki "HOPE". Setelah banyak bercerita tentang kehidupan masing-masing, keluarga masing-masing, kami jadi saling mengenal semua hal tentang kehidupan kami. Ternyata dia lahir, tumbuh dan besar di lingkungan keluarga yang agamanya majemuk. Ada yang protestan, katolik dan muslim. Nenek dari mamanya muslim, dan keluarga dari mamanya memang banyak yang muslim. Dia pun pernah mempelajari Islam. Dan dia memang tidak di baptis sejak kecil, karena orangtua nya membebaskan anak-anaknya untuk memilih keyakinannya masing-masing, tapi harus menjalankannya secara total. Jadi apa salahnya kalo aku juga mempunyai harapan, bahwa suatu hari nanti kami akan diberi jalan keluar/solusi seperti yang aku harapkan. Agak egois memang, tapi harapan dan keinginan itu tidak pernah aku sampaikan kepadanya. Hanya aku ucap dalam hati dan doa. Karena tidak menutup kemungkinan dia pun mempunyai harapan yang ada dalam hati dan doa nya. Tapi sungguh kami tidak pernah membicarakan keinginan kami masing-masing itu. Jujur, aku takut, takut jika keinginanku itu akan menyinggung perasaannya. Tapi aku juga tidak mau memaksakan kehendak, karena aku tau semua yang dipaksakan, dan tidak datang dari hati, akan buruk pada akhirnya. Dan bisa menimbulkan kekecewaan. Harapan ku bertambah, ketika makin hari di masa kami bersama, kami makin menemukan kesamaan. Dari cara kami memandang hidup, pemikiran-pemikiran kami yang sering sejalan, sampai hal-hal kecil, seperti bunga favorit, makanan favorit, rasa masakan, model pakaian, rumah impian dan masih banyak hal lain yang lebih detail. Sampai suatu hari, dia pernah berkata "aduuh..gawat nih, makin banyak aja yang sama, pusiiiing, kenapa yang itu gak bisa dijalanin dalam beda yah". 

Mungkin harapan itu juga yang dimiliki oleh temanku Mawar (nama disamarkan) yang kisah nya sama dengan kisahku di atas. Dia juga pasti melihat dan menemukan harapan pada hubungannya yang "beda" itu. Buktinya mereka bertahan sampai sekarang, sampai 9 tahun lamanya. Sama sepertiku, hubungan dia juga sempat mengalami putus nyambung (itu lho kayak lagu ABG). Teman ku Mawar pernah bilang "semua yang hal dan kejadian yang aku alami, selalu terarah kepada Mas Kumbangnya (Nama disamarkan). Aku punya harapan, dan punya keyakinan kalo suatu hari, kami akan diberikan jalan yang terbaik oleh yang Maha Kuasa"

Yup, harapan dan harapan. Aku pernah dengar, manusia hidup harus mempunyai harapan, karena dengan harapan-harapan itulah, kita akan dapat bertahan dalam hidup yang selalu penuh masalah. Hidup yang kadang tidak berjalan seperti yang kita inginkan. Dengan harapan, kita akan dapat melakukan yang terbaik semampu kita, untuk dapat mewujudkan harapan-harapan yang kita inginkan, dengan tetap berada dalam Ridho Illahi.

Jakarta, 10 Okt'13, 14:57, menjelang meeting kedua, marathon meeting today


No comments:

Post a Comment